Kenalkan
dia Gea adalah seorang remaja putri yang aktif sebagai trainer motivator.
Tepatnya motivator pada remaja-remaja yang duduk di bangku sekolah menengah dan
pergutuan tinggi. Tak sedikit remaja remaja lain yang senang berbagi cerita
kepadanya. Gea selalu memberikan kalimat-kalimat motivasi yang sangat familiar
dan gampang dicerna oleh usia remaja.Kalimat
motivasi yang biasa ia sampaikan terkait semangat belajar, permasalahan
keluarga, bahkan permasalahan asmara. Setiap kalimat motivasi yang pernah
diberikan kepada remaja lain, selalu ia tulis di buku ukuran sejangkal x
sejengkal yang berwarna merah muda miliknya. Bukunya selalu dibawa kemanapun ia
pergi. Selalu ia letakkan di ransel yang selalu digendong dibahunya.
Dibalik
kata-kata motivasinya, Gea pernah mengalami pengalaman pahit tentang hubungan
dengan lawan jenis, sebut saja kekasih. Gea merupakan orang yang sangat
mempercayai orang yang ia anggap bisa dipercaya. Itu prinsipnya bahwa semua
orang patut dipercayai. Kepercayaannya dibantai habis oleh kasihnya. Itu
membuat dia jatuh. Namun apa daya motivator kalau tidak bisa memotivasinya diri
sendiri, dia selalu mengingat point-point kata motivasi yang pernah dilontarkan
dari mulut tegasnya. Lalui itu kebangkitannya terihat jelas walaupun untuk
sementara memutuskan menutup hati dan perasaannya sementara, dan mulai menekuni
kegiatan-kegiatannya.
Ketika
usianya menginjak 25, dia membuka kembali lebar-lebar hati dan perasaannya.
Sampailah bertalut pada lelaki yang ia yakini sebagai kasihnya bermodal janji
manis kesetiaan dan keseriusan. Berbekal kata motivasi point ke-5 yang pernah
dituliskan di bukunya “Setiap orang patut untuk dipercayai”, kembali
Gea menaruh kepercayaan besar pada kasihnya. Ini yang kedua kalinya. Hidupnya
mulai berwarna baru selama hitungan bulan lamanya. Penuh cinta penuh kasih
sayang katanya. Sangat dia menyayang dan mempercayai kasihnya.
Suatu
ketika ada seorang sahabatnya bercerita kedekatannya dengan seseorang laki-laki.
Dari ceritanya, kedekatan mereka begitu indah. Sahabatnya bercerita dengan
penuh semangat kepadanya. Namun, diakhir cerita kisah mereka dua hari terhitung
dari hari itu kisahnya semakin samar, maka dari itu sahabatnya menceritakan dan
meminta masukan kepada Gea. Lelaki yang diceritakan itu yang tidak lain adalah
kekasih Gea yang amat dia percaya. Gea teringat kata motivasinya point ke 2 “Orang
yang hebat adalah dia yang mau belajar salah satunya mau mendengarkan keluh
kesah orang lain”. Ia mendengarkan semua keluh kesah sahabatnya, tapi
bergejolak begitu keras. Perasaannya hancur layaknya perempuan umumnya yang mendengar
cerita manis serta keluh kesah sahabatnya tentang kasihnya. Apa daya seseorang
pendengar yang baik harus mampu mendengarkan dengan baik dan memberikan sesuatu
bila diperlukan. Berkaca dengan point ke 1 dan 5 nya bahwa “berilah apa
yang kamu punya selagi ada dan itu dibutuhkan”, “seseorang yang
hebat adalah dia yang bisa memberi solusi terbaik untuk orang lain walaupun ia
sakit” dan point ke 12 “Kau yang hebat jangan pernah melihatkan
lukamu pada orang lain”. Dengan wajahnya yang masih selalu penuh
senyuman dan ketenangan, Gea memberikan kata-kata motivasi yang dirasa bisa
membuat tenang perasaan sahabatnya. Kata-katanya begitu menyejukkan bahwasanya
mencintai seseorang itu belajar untuk menerima kekurangan dan kelebihan orang
yang dicintainya. Kala itu sahabatnya tersenyum dan bertanya “apakah yang aku
cintai itu saudaramu?”. Gea menjawab, “kita semua saudara, kawan”. Sahabatnya
mulai bertanya-tanya dan akhirnya dia menemukan bahwa lelaki yang diceritakan
tidak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri “Gea”.
“Dia
kekasihmu? Aku minta maaf, bukan bermaksud menghancurkan hubungan kalian” kata
sahabatnya. Gea menjawab dengan senyumnya yang khas itu. semenjak detik itu,
sahabatnya bercerita semakin dalam mengenai sakit hatinya dan mengungkapkan
semua keburukan lelaki itu pada Gea.
Menenggapi itu semua Gea hanya tersenyum dan itu membuat sahabatnya semakin
heran.
Disisi
lain Gea bertanya pada kasihnya melalui ponsel yang setiap hari ia gunakan
komunikasi dengan kekasinya. “apakah kamu sudah bosan denganku? Aku tidak
mungkin membiarkan kasihku menjalani hubungan tanpa kamu benar-benar
mencintaiku”, pesan ke dua, “kasihku, aku ikhlas kalau hubungan kita harus berakhir
disini”, pesan ke tiga,“kasihku, kalau kita benar berjodoh, aku lebih yakin dan
percaya bahwa kamu benar-benar bisa menjaga kepercayaan yang sudah aku berikan
begitu besar”. Jari-jarinya bergetar ketika menulis pesan-pesan itu, dia
bingung dan hampir menitihkan air mata. Ia teringat lagi pada point ke 3 kata
motivasinya “seseorang yang hebat ialah dia yang mampu mengatur air
matanya”.
Kembali
pada percakapannya dengan sahabatnya. Masih saja sahabatnya menceritakan sakit
hatinya pada Gea. Gea terus saja membalas dengan senyuman saja. Pada akhirnya
dia menjawab semua keluh kesah dari sahabatnya,”maafkan kesalahan kasihku ya
kawan”. Sahabatnya bertambah heran dan semakin membuat sahabatknya geram dengan
kasihnya. Katanya,”maaf, saya merasa tertipu dan susah untuk memaafkan kasihmu”.
“tapi bukankah seorang yang hebat adalah orang yang selalu memaafkan kesalahan
orang lain?” kata Gea berkaca dari kata motivasinya point ke 4. “entalah”,
sahabatnya hanya menjawab itu seakan dia menyimpan banyak sekali rasa
kekecewaan. Gea hanya kembali membalas dengan senyumnya. “kawan, aku hanya
meminta satu darimu tolong maafkan kasihku.” Sambil ia berkata dalam batinnya
“Kalau kamu tau kawan, aku lebih sakit dari apa yang kamu rasakan”
Gea
merasa kebingungan dengan apa yang ia lakukan hari itu, akhirnya dia bercerita
perasaannya dengan Ita sahabatnya yang tinggal satu kontrakan dengannya. (ubiufvewtqyfpqobhvihbiwrjnhadufuaibtfb).
Sahabatnya bertanya pada Gea, “kawan, bahkan aku sendiri selalu merasakan sakit
kalau dengan cerita-ceritamu itu”. Gea kembali bercerita bahwa ia terlanjur
berprisip usianya sudah 25, dia tidak akan lagi belajar menjadi seorang pacar
tetapi belajar menjadi seorang istri. Ya itu, dia sudah menaruh kepercayaan
yang besar terhadap kekasinya di usianya yang sudah 25.
Ita
terus memandang mata Gea sembari berkata dalam hati, “sahabatku ini seorang
yang tegas dan pemikir. Namun ada satu yang salah padanya, dia tidak pernah
memikirkan perasaannya sendiri demi orang lain yang ada disekitarnya.”. Ita hanya
memandang Gea tanpa mengeluarkan kata-kata apaun sambil mendengarkan semua
cerita sahabatnya.
Akhirnya Ita meminta Gea untuk beristirahat karena kala itu sudah
malam. Ita kembali ke kamarnya. Gea mulai memejamkan matanya.
Hari
berikutnya sahabat Gea yang berkeluh kesah dengannya kembali menyiggung
permasalahannya dengan kekasih Gea. Gea dengan langsung menjawab “kawan, kamu
tau kalau aku sebenarnya lebih sakit dari yang kamu rasakan? Kamu tau aku lebih
kecewa dari apa yang kamu rasakan? Aku hanya berusaha menjaga supaya semua
tetap baik. tolong maafkan kasihku, maafkan aku sahabatmu”.
Dia juga langsung menirimkan pesan ke kekasihnya, “kasih, sahabatku
bercerita kepadaku tentang sakit hatinya dan kekecewaannya terhadap kekasihku,
aku bisa apa?”, “kasih, apakah aku boleh bercerita kepada kekasihku bahwa saat
ini aku lebih sakit dari apa yang ia ceritakan dan rasakan sekarang?”,”kamu
tidak perlu menjawab, aku terlalu mempercayaimu”. Dia teringat point ke 36 yang
ditulisnya “setiap kesalahan patut
untuk diberi kesempatan untuk memperbaikinya”
Ita
sahabat Gea berkata padanya. “Teman semua kata motivasimu aku akui itu benar.
Aku terlalu heran kamu bisa melakukan apa yang mungkin tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang. Menurutku kamu hebat. Tapi, apakah aku boleh memberikan
kalimat motivasiku kepadamu teman?”,“orang hebat adalah orang yang mulai
sekarang mempertimbangkan perasaannya sendiri, orang yang hebat bukan dia yang
hanya bisa memberikan hal terbaik untuk orang lain, tapi juga untuk dirinya”.
“Aku percaya kalau kamu adalah orang hebat itu kawan”. Gea tersenyum dan
berkata, “aku tidak akan pernah mewujudkan cita-citaku nanti untuk menjadi
orang hebat kawan tanpa banyak pembelajaran”. Keduanya berpelukan____
#Rifana Jita Ridyawati