untuk apa dibangun monumen kematian
jika bukan untuk mengingatkan
tapi kerendahan hati menjadi langka
senyum terasa mahal dan menyiksa
bagi nyawa...
yang masih meraba dan menduga
yang masih meraba dan menduga
untuk apa di buat monumen kematian
gundukan piuntu menadahkan kepelaku
memandang gelap malam
renteng doa tak berhenti menyapa dari bibir waktu
dengan serpihan hati
aku berdiri atas tangis dan teriakan
jerit dan ratapan membayang
siapa terkubur, siapa mengubur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar